26.12.11

Selamat Natal bagi Muslim


Hampir setiap tahun banyak yang menanyakan, "Bolehkah kita memberikan ucapan selamat Natal pada umat Nasrani yang merayakannya pada tiap tanggal 25 Desember?"

Akhir tahun selalu kita lihat mulai dari pertokoan, supermarket, koran, majalah, dll yang kian ramai dihiasi pernak - pernik natal, dan terkadang seorang muslim / muslimah mengucapkan : "Selamat hari raya natal ya.." :O
Bagaimana sih sebetulnya pandangan Islam mengenai masalah ini?

Mengucapkan selamat pada hari raya orang nasrani adalah sesuatu yang diharamkan.
Alasannya, ketika mengucapkan seperti ini berarti seseorang itu setuju dan ridho dengan syiar kekufuran yang mereka perbuat. Meskipun mungkin seseorang tidak ridho dengan kekufuran itu sendiri. Karena Allah Ta'ala sendiri tidaklah meridhoi hal tersebut. Allah ta'ala berfirman :

"Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhoi kekafiran bagi hamba-nya, dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhoi bagimu kesyukuranmu itu." (Qs. Az-Zumar [39] : 7)

Mengucapkan selamat, juga berarti tolong - menolong dalam perbuatan dosa, padahal Allah telah melarang kita dari hal itu:
"Dan janganlah kamu tolong - menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." (Qs Al-Maidah: 2)

Atas nama toleransi dalam beragama, sekaligus merupakan keramahan, basa - basi sering sekali disampaikan atas bentuk ucapan selamat natal kepada umat nasrani baik kepada kerabat maupun teman untuk menghormati mereka. Ini alasan yang tidak benar, sikap toleransi dan menghormati tidak mesti diwujudkan dengan mengucapkan selamat kepada kaum nasrani. Karena di dalam ucapan tersebut terkandung makna kita setuju dan ridha dengan ibadah yang mereka lakukan. Jelas, ini bertentangan dengan aqidah Islam.

Sebenernya berbasa-basi tetap dibolehkan meski dalam suasana hari natal. Namun ungkapannya tentu bukan selamat natal. Sebagian kalangan ada yang membolehkan bila kita terpaksa berbasa-basi dengan bertanya, "Bagaimana perayaan natal Anda?" Kalimat -kalimat itu sama sekali buka ungkapan selamat, tetapi basa - basi semata. Menanyakan kabar tidak berarti meridhoinya, berbeda dengan mengucapkan selamat.
Meski pendapat ini belum tentu diterima semua pihak, namun yang pasti lebih ringan daripada ucapan langsung tentang selamat natal. Karena yang terlarang adalah mengucapkan selamat, karena meski niatnya basa - basi, namun maknanya mendalam. Karena tiap upacara dan perayaan agama lain memiliki nilai sakral yang berkaitan dengan kepercayaan maupun aqidah masing - masing.

Sebagai konsekuensi apabila kita mengucapkan selamat natal yakni :
   1. Kita mengakui lahirnya Tuhan umat Nasrani (padahal Allah tidak dilahirkan)
   2. Apabila kita menagkui LAHIRNYA Tuhan maka pernyataan ini juga MEMBATALKAN SYAHADAT kita (murtad)!!

Karena itu, masalah mengucapkan selamat kepada penganut agama lain tidak sesederhana yang dibayangkan. Sama tidak sederhananya bila seorang mengucapkan dua kalimat syahadat. Syahadatain itu punya makna yang sangat mendalam dan konsekuensi hukum yang tidak sederhana. Termasuk hingga masalah warisan, huungan suami istri, status anak dan seterusnya. Padahal cuma dua penggal kalimat yang siapa pun mudah mengucapkannya.

Bila kita tidak mengucapkan selamat natal bukan berarti kita tidak ingin adanya persaudaraan dan perdamaian antar umat penganut agama. Bahkan sebenernya tidak perlu lagi umat Islam ini diajari tentang toleransi dan kerukunan. Adanya orang nasrani di republik ini dan bisa beribadah dengan tenang selama ratusan tahun adalah bukti konkrit bahwa umat Islam menghormati mereka. Toh mereka bisa hidup tenang tanpa kesulitan. Bandingkan dengan negeri dimana umat Islam minoritas, bagaimana mereka diteror, dipaksa, dipersulit, dibuat tidak betah, diganggu dan dianiaya. Dan fakta - fakta itu buka isapan jempol. Hal itu terjadi dimana pun, dimana ada umat Islam yang minoritas baik Eropa, Amerika, Australia, dan sebagainya.

Jadi tidak mengucapkan selamat natal itu justru toleransi dan saling menghormati akidah masing - masing. Dan sebaliknya, saling memberi ucapan selamat justru menginjak - injak aqidah masing - masing karena secara sadar kita melecehkan aqidah yang kita anut.
Dan jika kita diberi ucapan selamat natal, tidak perlu kita jawab (balas) karena itu bukanlah hari raya kita dan hari raya mereka sama sekali tidak diridhoi oleh Allah Ta'ala.


(ini saya copy dari RAMAHMAGZ - buletin bulanan Remaja Masjid Al-Anhar Yogya, edisi#2 Des 2011.
penulis dan editor : Ambar Setyawan)

dan kalau teman2 sudah tau tentang penulis buku dan TELADANer, ustadz Salim A.Fillah, di akun Twitternya beliau sempat memberikan kultwit tentang perihal Natal.
dan ini sebagian kultwit beliau di salimafillah :

15. Saudara Nasrani terkasih; kami mencintai ‘Isa, Nabi & RasulNya. Ruh & kalimatNya, yang ditiup-tumbuhkan dalam rahim suci Maryam

16. #Natal ini, kalian rayakan kelahiran ‘Isa yang agung; tapi bagi kami tanggal 25 Desembernya agak membuat terkerut dahi bertanya-tanya.

17. Sebab Maryam nan sungguh berat ujiannya itu bersalin di saat kurma masak penuh tandannya. Kemungkinan itu Maret, bukan Desember. #Natal

18. Maafkan jika menyinggung hati, tapi sungguh telah ditulis para Sejarawan, 25 Des itu hari kelahiran Janus & Mitra, Dewa Matahari. #Natal

19. Sungguhpun ingin rasanya syukuri lahirnya Rasul Ulul ‘Azmi nan teguh hati; ‘Isa, agak tak nyaman hati kami dengan hari pagan ini. #Natal

20. Sayangnya, hampir seluruh gereja sudah menyepakatinya, sampai seorang Sejarawan memelesetkan ‘Son of God’sebagai ‘Sun of God’. #Natal

21. Itulah awal-awal yang membuat kami berat hati untuk ucapkan Salam #Natal. Ini harinya Janus & Mitra. Bukan harinya ‘Isa, kawan terkasih.

22. Tentu tradisi ribuan tahun dengan salju & cemara, pohon sesembahan pagan Eropa itu tak bisa kami paksa untuk diubahkan seenaknya. #Natal

Mungkin akan sedikit kesulitan kalau harus ngobrak - abrik TL -nya, nah, solusinya, ada yang sudah merangkum di tumblr nih. :)


Terimakasih dan Barakallah untuk semua narasumber/penulis yang sudah saya copast semua tulisannya disini.
Semoga bermanfaat.. ;D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar