31.10.14

MARY and MARTHA

I'm totally agree with the movie as an effective visual message.
Mary and martha are mother of their son who has passed away because of malaria in Africa. They met each other in africa to remembering past son’s life, sharing and holding each other, and finally work together to fight for a grant to the US government for malaria, they are actually just getting to know each other.


 --------
Film ini terbilang berhasil penyampaian pesannya : awareness of malaria, which 90% more malaria’s victims has passed away in Africa. Betapa minimnya mereka terhadap perhatian pemerintah dan masyarakat luas.
Selain itu, objek gambar alam Afrika yang ditampilin menggugah banget, termasuk warga ras negronya yang bikin gemetar hati, and this, is  the main point.
Siapa coba yang gak miris lihat warga kurang beruntung Africa, ditambah ekspresi lugu bahkan sering kali kelaparan dan hanya duduk tak berdaya di tanah kering. Well, that’s what we often see about the dear Africa, isn’t it? Oh God, that’s the saddest thing we can imagine.
Mary and Martha juga sedikit banyak menjawab kegelisahan ku (yang sebenernya lagi didiskusikan bareng keluarga sebelum nonton film ini) : setelah lulus kuliah, apa selanjutnya?
Pertanyaan konyol yang sebenernya juga bikin gelisah banyak mahasiswa yang gak siap, termasuk aku. That’s the fact, poor me.



Dan diakhir film, nangislah aku sejadi-jadinya, bukan hanya karna kasihannya orang-orang Afrika atau betapa besarnya cinta Mary dan Martha, seorang ibu yang berjuang tuk anaknya, no, not only that, but more bigger than that. Itu bisa jadi penguatan dari jawaban perang batinku, bahwa, pengusaha sedari muda akan lebih banyak berguna tuk banyak orang.
Iya ya, masih banyak energi yang dipunya, masih besar idealisme yang menggelora, dan masih banyak perhatian orang lain yang didapat ketika anak muda punya pilihan tuk bisnis. Mari dibayangkan, semakin cepat sukses, tanpa uluran pemerintah pun bisa gerak sendiri tuk nolong orang, tanpa harus berada dibawah ketiak orang dulu.


 ---------
Saya tahu, ini hanya sebuah penguatan batin diri saja. Yang setiap orang juga butuh itu disetiap kebimbangannya, dan bagi saya, ini seperti sapaan dari Allah. Sapaan yang, jika benar-benar diresapi akan menambah deretan air mata yang dikeluarkan.

5.3.13

The Simply Ornamented


Memang aneh, kesukaan saya terhadap sesuatu bisa jadi dua konsep yang bertolak belakang sama sekali, dalam waktu yang bersamaan.
 Design rumah bisa jadi buktinya.
I'm crazy in love with the full ornament-touch as calm with the simple openess.

- The Sophisticated













Atmosfernya anget, nyaman, tegas, dan elegan.
Details is so artsy.
Disini penempatan ornamen bisa keliatan banget. Mulai dari warna, ukiran, sampe kain kain hiasan bisa sangat menentukan hasil akhir konsep ruangan itu.
Yes, and I Love Details.

- The Simplicity











Less is more. kata orang sunda.
Keterbukaan selalu buat orang merasa lapang dan bebas tuk melakukan semua kegiatan, apalagi kalau terang, lebar, dan bersih.
Lebih universal, mau ditaruh barang apapun, oke aja, gak terlalu ketat sama konsep keseluruhan ruangan.
Mikirnya kalo bisa juga sekalian bisa bermanfaat, semisal, tuk arisan keluarga besar, latihan nari/drama anak + temennya, jadi basecamp kumpul temen temenya pasangan, dll.

Perlu kejelian tinggi tuk bisa menggabungkan dua konsep yang beda.
Jangan sampai, hasilnya malah kontras banget suasananya dan bikin gak betah sendiri di rumah.


well, bismillah lah.. rumah dunia dapet, rumah akhirat apalagi.. gampang!.
aamiin. ;D


source : dwell.com | shootfactory.co.uk | dll