I'm totally agree with the movie as an effective visual message.
Mary and martha are mother of their son who has passed away because of malaria in Africa. They met each other in africa to remembering past son’s life, sharing and holding each other, and finally work together to fight for a grant to the US government for malaria, they are actually just getting to know each other.
--------
Film ini terbilang berhasil penyampaian
pesannya : awareness of malaria, which 90% more malaria’s victims has passed
away in Africa. Betapa minimnya mereka terhadap perhatian pemerintah dan
masyarakat luas.
Selain itu, objek gambar alam Afrika yang
ditampilin menggugah banget, termasuk warga ras negronya yang bikin gemetar
hati, and this, is the main point.
Siapa coba yang gak miris lihat warga kurang
beruntung Africa, ditambah ekspresi lugu bahkan sering kali kelaparan dan hanya
duduk tak berdaya di tanah kering. Well, that’s what we often see about the
dear Africa, isn’t it? Oh God, that’s the saddest thing we can imagine.
Mary and Martha juga sedikit banyak menjawab
kegelisahan ku (yang sebenernya lagi didiskusikan bareng keluarga sebelum
nonton film ini) : setelah lulus kuliah, apa selanjutnya?
Pertanyaan konyol yang sebenernya juga bikin
gelisah banyak mahasiswa yang gak siap, termasuk aku. That’s the fact, poor me.
Dan diakhir film, nangislah aku
sejadi-jadinya, bukan hanya karna kasihannya orang-orang Afrika atau betapa
besarnya cinta Mary dan Martha, seorang ibu yang berjuang tuk anaknya, no, not
only that, but more bigger than that. Itu bisa jadi penguatan dari jawaban
perang batinku, bahwa, pengusaha sedari muda akan lebih banyak berguna tuk
banyak orang.
Iya ya, masih banyak energi yang dipunya,
masih besar idealisme yang menggelora, dan masih banyak perhatian orang lain
yang didapat ketika anak muda punya pilihan tuk bisnis. Mari dibayangkan,
semakin cepat sukses, tanpa uluran pemerintah pun bisa gerak sendiri tuk nolong
orang, tanpa harus berada dibawah ketiak
orang dulu.
---------
Saya tahu, ini hanya sebuah penguatan batin diri saja.
Yang setiap orang juga butuh itu disetiap kebimbangannya, dan bagi saya, ini
seperti sapaan dari Allah. Sapaan yang, jika benar-benar diresapi akan menambah
deretan air mata yang dikeluarkan.